Saturday, December 12, 2009

Perebutan Kota Alileu


Setelah tiba selama satu minggu di Dilli akhirnya pada 18 Desember 1975 kami mendapat tugas untuk merebut kota Alileu. Waktu itu aku masih ingat dibentuknya formasi taktik untuk merebut cakrawala FOTONABA-BALIBAR. Kami harus menyusuri pohon lebat hampir seperti hutan dan tebing pacuan perang yang lumayan tinggi. Tepat keesokkan harinya kami berangkat, ini mungkin perang pertamaku, yonif 407 disebelah kiri jalan besar dari TAIBESI.Kami berjalan menyebar menyusuri jejak musuh. Dibagi kelompok 2 orang dan berjarak 10 meter dengan kelompok 2 orang lainnya. Satu Yonif tempur bila terpisah memang terlihat sedikit.
Waktu itu aku bersama temanku walijan asal semarang, Orang nya berkumis tipis berbadan padat berkulit gelap.Perangainya ramah dan sedikit kocak.YOnif-406 berada disisi kanan Jalan, dan 405 yang berisi kaveleri dan tank berjalan di poros tengah.

"asem tenan, medan lapangane angel tenan to manto, nek ngeneki kita bisa jadi sasaran tembak( kurang ajar, medan lapangannya susah to manto" walijan waktu itu mengelu dengan hela napas kelelahan menanjaki ketinggian"

"lha, pie meneh , awake dewe cen entuk bagian kiwo jalan le terjal( lah gimana lagi, kita emang dapat bagian kiri jalan."jawabku.

Lalu dari poros tengah kaveleri yonif-406 terdengar tembakan."JEDARR". Kami yang terpisah belari menggabungkan diri dengan beberapa kelompok lain.Dibalik bebatuan kapur besar kami tak melihat musuh hanya beberapa brondongan di poros tengah.Tembakan terus terjadi di yonif 406.Kami belum diperintahkan untuk membalas.Lalu kami diperintahkan untuk menaiki ketinggian demi ketinggian karena serangan hanya terjadi di poros tengah kami pun menlajutkan pengepungan.Kami telah melakukan penyergapan ini selama 4 hari, tidur beralas rumput dan mandi air hujan.Ketika beristirahat kami membentuk kelompok besar tak lagi terpisah.Satu Malam berjaga beberapa orang dan terus bergantian.
Akhirnya pagi harinya kami mendapat kabar bahwa yonif 406 telah merebut DARE. Kami terus melanjutkan perjalanan kami menanjaki tebing.Radius beberapa meter kami di informasikan bahwa musuh berada di depan. Suara tembakan mulai terdengar dari semak2 diatas bukit kami berlarian berkumpul membentuk benteng tembakan."dour" itu peluru pertamaku yang melayang di medan pertempuran.Kami terus berbalas hujan peluru dengan musuh.Walijan trus memperhatikan gerakan dan arah tembakan musuh.Aku tak tau dari mana asal tembakan, asal melesatkan peluruku asal aku bisa berlindung.

" to , sisih kiwo ( to sebelah kiri )"walijan berteriak

Aku bergegas belari kesamping walijan dan membuat area pandangan dan perlindungan.Begitu Walijan menembakkan beberapa peluru aku berganti melesatkan beberapa peluru.
Pertemburan ini berlangsung hingga pagi hari,pada pukul 05 , 25 desember akhirnya balibar dapat direbut.
Kami segera merangsek keatas, pandangan kami masih tertutup kabut. Kami masih berlarian ketika musuh melarikan diri sambil menembakan 12 mortir ke arah balibar. Untung pasukan kami melebar, aku dan walijan dan 2 pasukan lain masuk keparit kecil menghindari ledakan mortir. Tidak ada korban jiwa dari ledakan mortir tersebut. Hanya saja kakiku terkilir pada bagian mata kaki.

1 comments:

Anonymous said...

Cerita yang menarik. Lanujt diskusi ya tentang Timor-Timur di:
http://suciptoardi.wordpress.com/category/negara-tetangga/timor-leste/

Post a Comment